Posted by : Kevin kevin Kamis, 25 Desember 2014

Part V

Aku menjauh dari kaca selama berhari-hari. Bukan hanya kaca, segala yang memantulkan bayangan kuusir jauh-jauh. Aku bahkan tidak berani meminum air. Karena aku tahu jelas apa yang dia katakan saat itu. Aku bisa membaca bibirnya. Apa maksudnya dia mengatakan itu sekarang?

Luka itu masih ada. Kusentuh berkali-kali. Aku masih tak mengerti arti dari semua ini. Namun, aku tahu satu hal. Aku berada dalam tubuh kakakku. Kusentuh lagi luka itu. Tubuhku terjebak di dalam kaca. Aku masih menyentuh luka itu. Dan kakakku memakai tubuhku.

Aku tak bisa tenang. Siapa yang bisa tenang? Aku sama sekali tidak tidur berhari-hari. Aku tak ingin kembali ke mimpi itu. Obat-obatan juga tidak berguna. Mereka hanya memperburuk situasi. Aku tak punya pilihan lagi.

Tunggu, aku masih punya satu. Aku masih punya satu pilihan lagi. Aku bangkit. Kulangkahkan kakiku ke kamar mandi. Walau dengan begitu, aku mungkin melanggar apa yang dia katakan. Kutetapkan hati. Aku lelah menunggu. Biar kulawan apa yang akan datang. Walau dengan begitu, aku mungkin terluka lagi.

Cermin itu tidak memantulkan bayanganku. Kucoba memasukkan tanganku kedalamnya. Aku menelan ludah. Dugaanku benar. Baiklah, aku akan masuk. Aku akan masuk. Jantungku berdebar kencang. Aku akan masuk kesana. Kakiku gemetar. Aku akan kesana. Aku akan berada disana. Aku akan terjebak disana. Kutelan ludahku. Aku sudah disana.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

Chatango

Kontributor

Mabo and Gibo. Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Mabo and Gibo -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -