Posted by : Fakhri
Kamis, 18 Agustus 2016
Part VI
Tubuhku masuk kedalam kaca. Ruangan ini putih. Kulangkahkan kakiku sekali. Ruangan yang sangat putih. Kulangkahkan lagi. Tenagaku tiba-tiba menghilang. Aku terjatuh. Jantungku berhenti. Nafasku tercekat. Tidak berhembus sama sekali. Aku kembali menjadi boneka tali.
Aku panik. Tak ada yang bisa kulakukan. Aku panik! Tidak! Aku harus tenang. Pasti ada cara. Tubuhku mulai berubah transparan. Menghilang? Sial! Aku tidak memperkirakannya! Sekarang aku benar-benar panik. Aku harus melakukan sesuatu. Aku harus kembali. Sebelum aku mati disini. Tidak, sebelum aku ‘dihilangkan’ disini.
Tubuhku tak mau bergerak sama sekali. Tidak bahkan satu jaripun. Aku bahkan bisa melihat menembus tanganku sekarang. Apa aku akan mati? Tidak, apa aku akan ‘hilang’? Aku benar-benar tak bisa berpikir sekarang. Aku sudah tak panik. Perasaan itu ‘hilang’ entah kemana. Aku tak merasa takut. Juga tak merasa tenang. Aku sudah tak merasakan apa-apa.
Tunggu, aku masih bisa merasakan sesuatu. Derap langkah kaki. Cepat. Melesat begitu saja melewatiku. Dia berlari menembus kaca. Dia mengambil alih tempatku. Seketika, tubuhku terangkat. Benang-benang itu mengangkatku. Mengendalikanku. Membuatku menghadap ke arah kaca. Kulihat dia dengan jelas. Kakakku.Tubuhku masuk kedalam kaca. Ruangan ini putih. Kulangkahkan kakiku sekali. Ruangan yang sangat putih. Kulangkahkan lagi. Tenagaku tiba-tiba menghilang. Aku terjatuh. Jantungku berhenti. Nafasku tercekat. Tidak berhembus sama sekali. Aku kembali menjadi boneka tali.
Aku panik. Tak ada yang bisa kulakukan. Aku panik! Tidak! Aku harus tenang. Pasti ada cara. Tubuhku mulai berubah transparan. Menghilang? Sial! Aku tidak memperkirakannya! Sekarang aku benar-benar panik. Aku harus melakukan sesuatu. Aku harus kembali. Sebelum aku mati disini. Tidak, sebelum aku ‘dihilangkan’ disini.
Tubuhku tak mau bergerak sama sekali. Tidak bahkan satu jaripun. Aku bahkan bisa melihat menembus tanganku sekarang. Apa aku akan mati? Tidak, apa aku akan ‘hilang’? Aku benar-benar tak bisa berpikir sekarang. Aku sudah tak panik. Perasaan itu ‘hilang’ entah kemana. Aku tak merasa takut. Juga tak merasa tenang. Aku sudah tak merasakan apa-apa.
Tunggu, aku masih bisa merasakan sesuatu. Derap langkah kaki. Cepat. Melesat begitu saja melewatiku. Dia berlari menembus kaca. Dia mengambil alih tempatku. Seketika, tubuhku terangkat. Benang-benang itu mengangkatku. Mengendalikanku. Membuatku menghadap ke arah kaca. Kulihat dia dengan jelas. Kakakku.
Related Posts :
- Back to Home »
- Cerbung , Cerita Singkat , DDK , Horor , Indonesian , Psikologi , Supranatural »
- Dunia dalam Kaca p6
